Terima
kasih sebanyak-banyaknya, thank you very much, syukron jazilan, jazakumullah
ahsanal jaza’, entah kata apa yang patut untuk ku persembahkan bagi kalian
semua, terutama bagimu Ibu. Lagi-lagi, sebagai anak aku hanya bisa merepotkan dan
merepotkanmu.
Sekarang aku telah bersuami, aku
telah memiliki keluarga kecil yang aku cintai dan kasihi. Namun, sebahagia
apapun aku hari ini, semua tak lepas dari campur tangan kalian semua. Kini, keluarga
kecilku telah dikaruniai seorang malaikat kecil pembawa berkah dan bahagia. Tak
ku bayangkan, bagaimana kehidupanku jika tanpa kalian. Ya, insyaallah aku dan
suamiku akan mampu menghadapi apapun kenyataan yang harus kami hadapi meski berdua,
tapi... tentu semua tak akan seringan dan segampang saat kalian ada untuk kami.
Saat-saat aku akan melahirkan, kalian semua saudara-saudaraku siap siaga, 24
jam stand by untukku melebihi diriku sendiri. Ketika buah hatiku telah lahir ke
dunia ini, kalian juga selalu ada untuk kami, membantu kami untuk merawatnya
hari demi hari. Bahkan di sela-sela kesibukan pribadi, kalian masih
menyempatkan untuk turut mengurusi kami. Segala perhatian dan kasih sayang
kalian curahkan untuk malaikat kecil kami.
Mengandung lalu melahirkan seorang
anak manusia berlanjut pada merawatnya merupakan tugas berat sekaligus
mengesankan yang hanya bisa dirasakan oleh seorang perempuan. Mengapa perempuan?
Bukan maksudku untuk menafikan keberadaan dan peran penting seorang laki-laki. Justru
dukungan, perhatian dan dorongan darinya adalah kekuatan tersendiri bagi
seorang perempuan.
Kegiatan utama seorang bayi di bulan-bulan
pertamanya adalah menyusu, buang air kecil – besar, menangis dan tidur. Normalnya
seorang bayi akan minta menyusu sebanyak 8 – 12 kali dalam 24 jam atau setiap 2
jam sekali. Namun ada juga yang tiap jam atau 30 menit sekali sudah minta
menyusu. Hal ini tergantung pada kebutuhan bayi, karena masing-masing memiliki
kebutuhan yang berbeda. Intinya, jika Dek Bay menangis bukan karena pipis, BAB,
minta digendong atau sakit berarti besar kemungkinan ia minta disusui. Maka tugas
seorang ibu adalah tidak abai terhadap kebutuhan utama bayi ini.
Padahal, di samping tugas utama
ini, seorang ibu masih memiliki seambrek tugas lain yang menanti. Peristiwa kebanyakan
yang terjadi, segala pekerjaan rumah tangga adalah tugas seorang perempuan. Maka
meski memiliki amanah baru yang super penting; menyusui anak, sang ibu masih
harus mencuci popok si kecil yang setiap harinya bisa 2 hingga 3 ember. Ia juga
masih harus memasak untuk keluarganya, membersihkan rumah dan pernak-pernik
tugas rumah lainnya. Jarang laki-laki yang mau turut peduli terhadap apa yang
dihadapi perempuan ini. Kebanyakan mereka hanya tahu beres. Bahkan setelah
melakukan sedemikian banyak pekerjaan di siang hari, seorang perempuan masih
harus terjaga sepanjang malam demi Dek Bay karena mayoritas bayi di bulan-bulan
pertama kehidupannya seringkali mengalami kolik. Ia akan tidur pulas di siang
hari namun terjaga di sepanjang malam. Bahkan sebagian bayi ada yang rewel dan
tak berhenti menangis. Maka seorang perempuan harus terjaga, menghibur Dek Bay,
menggendongnya ke sana kemari agar ia tidak rewel dan berharap si kecil segera
tidur agar ibu bisa mengistirahatkan badannya sejenak.
Alangkah ringan dan bahagianya
jika di saat-saat berat itu seorang laki-laki terutama suami mau turut serta
membantu. Jika tidak bisa membantu menggendong atau menidurkan si kecil,
setidaknya ia menemani sang ibu untuk turut terjaga, memperhatikan apa-apa yang
dibutuhkan sang ibu saat menyusui, menanyakan jikalau ibu lapar dan ingin
diambilkan minuman, makanan atau mungkin ingin disuapi. Dukungan yang demikian dapat
membuat ibu terhindar dari kelelahan baik psikis maupun psikologis.
Sebagaimana yang ku alami, di
minggu-minggu pertamanya, si kecil seringkali mengajakku untuk terus terjaga
sepanjang malam. Beruntung ia tak begitu rewel, hanya saja ia minta terus untuk
digendong. Tak dapat kubayangkan apa jadinya aku tanpa ada sanak saudara yang
turut membantuku mengatasi semua ini. Ba’da maghrib hingga jam 10 malam
biasanya sanak saudara sekitar datang untuk berkumpul di rumahku menunggui si
kecil, sedang aku, ibuku dan nenekku terkadang juga kakekku tidur lebih awal
karena di malam hari setelah sanak saudara pulang kami bertiga secara bergilir berjaga
untuk menimang-nimang si kecil hingga ia dapat tertidur dengan nyenyak. Biasanya
ia akan tidur nyenyak setelah pukul 03.00 dini hari dan terkadang hingga fajar
menjelang. Setelah matahari menyingsing, si kecil akan tertidur pulas, ia akan
terbangun hanya jika pipis, BAB atau menyusu, selebihnya aku bisa melakukan
banyak hal. Namun, di siang hari aku tak memiliki banyak tugas rumah karena semua-muanya
telah dikerjakan oleh ibu dan nenekku. Aku hanya perlu merawat si kecil dengan
baik, itu saja. Sekali lagi, betapa berterimakasihnya aku kepada keluargaku.
Tak berapa lama lagi perjuanganku dan
suamiku sebagai orang tua akan benar-benar dimulai. Saat usia si kecil memasuki
bulan ke empat, aku akan mengajaknya untuk ke Surabaya, mengikuti sang ayah
yang tengah bekerja di sana. Maka kami harus belajar mandiri dan tidak terlena oleh
kenyamanan kami selama berada di tengah-tengah keluarga dekat. Aku dan suamiku
akan menjadi tim yang sangat koordinatif dalam merawat buah hati kami, kami
akan memulai menikmati indahnya berkeluarga, indahnya berumahtangga dengan
segala pernak-perniknya. Cukup sudah kami merepotkan sanak saudara. Kini saatnya
kami belajar mandiri. Terima kasih semua.. jasa kalian tak terbalaskan. Jazakumullah
khoirol jaza’.... amiin yaa robbal alamin.
0 komentar:
Posting Komentar