Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Kita Cinta LKP2M

Cogito Ergo Sum!!!
“Tak satu pun organisasi yang lahir tanpa konflik, pun sebaliknya; tak ada konflik yang tak terselesaikan dalam sebuah organisasi.”
Begitulah Baburrachman mengawali pembicaraan dengan tenang dan penuh wibawa saat MC memberinya kesempatan untuk berbicara. Menggambarkan daya intelektualitasnya yang tinggi (LKP2M banget gitu lhoo.., hehe..,). Setiap kata yang keluar darinya selalu mengandung hikmah untuk diambil sebuah pelajaran. Tak heran jika ia dikenal sebagai dewa kajian di lembaga ini.
Suasana kian genting, semua mulut terdiam, semua mata terheran menyaksikan forum malam itu. Sebuah forum kekeluargaan yang memberikan satu titik pencerahan, yang mampu menguraikan ikatan-ikatan benang ruwet yang selama ini masih belum terurai. Berawal dari konflik kecil yang belum ter(di)selesaikan, lalu datang lagi masalah kecil yang lain, demikian seterusnya hingga permasalahan kian menggunung. Dan malam ini (13/05) jam 18.00-00.00 WIB di kedai kopi medan belakang UIN Maliki seluruh keluarga besar LKP2M bersama-sama menanggalkan dan meninggalkan kepentingan individu demi LKP2M tercinta.
Pisuh-pisuhan, tuding-menuding, klaim-mengklaim, teriak-meneriaki, tangis, mangkel, sakit hati, emosi yang membludak, kelelahan yang telah sampai pada titik jenuh, benci yang telah berada pada titik klimaks, semua tertumpahkan malam itu. Tak ada lagi aling-aling, hijab, dan kemunafikan.  Keterbukaan antar individu untuk LKP2M lebih baik secara umum dan masing-masing individu khususnya menjadi landasan dihelatnya forum tersebut. Sehingga قل الحقّ ولوكان مرّا menjadi nyata malam itu. Inilah organisasi, tempatnya mangkel dan sakit hati. (ndak mau mangkel dan sakit hati??? Ya jangan berorganisasi.., hehehehe…)
Aku yang sejak awal hanya menjadi pendengar setia, memperoleh banyak ilmu dari forum ini. Ilmu kehidupan yang tak mungkin ku dapatkan jika aku hanya duduk manis di bangku perkuliahan dan berkutat pada mata kuliah yang mayoritas pengajar dan pelajarnya GJ. Semoga semua gus ning LKP2M pun demikian, dapat memahami semua ini sebagai ilmu yang sangat berharga, proses untuk lebih dewasa dan bijak. Karakter masing-masing individu yang sangat beragam, mulai dari cara berkomunikasi_menyampaikan, menanggapi maupun menyanggah pendapat_, cara menyikapi masalah, cara mendidik, cara menasihati, cara mengkritik dan memberi saran, cara pengambilan sebuah keputusan dan cara-cara yang lain, benar-benar memberikan kita banyak ilmu berharga.
Secara mental, kita dididik untuk menjadi insan yang militant, loyal dan tidak manja. Dalam aspek sosial, kita diajari bagaimana mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan organisasi. Bagaimana kita melepas ego diri untuk kemaslahatan bersama. Mau mendengarkan dan saling menerima satu sama lain. Mencari titik temu atas segala permasalahan yang ada.
Saya kira, semua gus ning LKP2M mencintai LKP2M dengan cinta yang tulus. Hanya saja perlu dipahami bersama bahwa ekspresi cinta tidak hanya satu macam, namun sangat beragam. Biarkan gus ning mencintai LKP2M dengan caranya masing-masing. Dia yang setiap hari datang ke UKM, makan bersama, ngepel UKM, dan menatanya selalu adalah orang yang paling cinta LKP2M. Sedang dia yang tak pernah ke UKM, sibuk di sana-sini, datang ke UKM hanya sekedar menengok, dia adalah musyrik, murtad sehingga harus segera dienyahkan. Belum tentu demikian. Aku cinta LKP2M dengan caraku, dia cinta LKP2M dengan caranya, kamu cinta LKP2M dengan caramu, mereka cinta LKP2M dengan cara mereka.
Tingkat loyalitas gus ning terhadap LKP2M tak dapat diukur hanya dengan hal tersebut. Hanya saja output ‘sense of belonging’ dari masing-masing metode mencinta gus ning memang berbeda-beda. Dan itu semua merupakan konsekuensi logis atas besar kecilnya cinta yang dicurahkan. Oleh karenanya, tak perlu lah kiranya kita menjugde bahwa _aku lah yang paling loyal, dialah yang paling mencintai LKP2M. Orang  seperti kamulah yang paling mencintai LKP2M. dst…,_ “Kita semua cinta LKP2M, ayo kita maju bersama di dan demi LKP2M.”, inilah yang harus kita teriakkan.
“Setiap individu memiliki kepentingan itu pasti, namun seringkali kepentingan itu dianggap negative sehingga harus pula dilawan dengan negative. Dan ini merupakan kesalahan pemahaman yang tidak memberikan ending baik.” Tegas dewa kajian LKP2M di separoh pembicaraannya.
Inilah LKP2M dengan kolektif kolegialnya, dengan keeksotisannya, dengan estetikanya, dengan penelitiannya, dengan kajiannya, dan dengan pengembangan mahasiswanya. Semua adalah wahana untuk kita mengarungi hidup dan kehidupan ini dengan arif bijaksana. Love u, LKP2M.
Selasa, 00:37
Bersama nyanyian jangkrik yang setia menemani

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Maftuch Junaidy Mhirda mengatakan...

Menarik sekali, mencintai yang satu dengan berbagai cara. Tapi ngomong2 identitas penulisnya koq ndak ada ya....

Posting Komentar