Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Manusia (Perspektif Sejarah)


Makhluk Tuhan yang mulia, dibekali ruh ilahiyah, hati dan akal untuk menjalani kehidupan di muka bumi sebagai kholifatullah fil ardh. Yang sangat potensial untuk menjadi mulia setaraf malaikat, pun sebaliknya turun derajat setaraf asfala saafiliin, layaknya binatang. Banyak pendapat mengatakan bahwa Adam adalah manusia pertama yang diciptakan Allah. Sejatinya tidaklah demikian. Dalam firmanNya yang mulia, Qs. al-Baqoroh: 33 telah jelas bahwa Adam bukanlah manusia pertama. Lebih jelasnya simak ayat berikut:
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
Dari ayat tersebut, nyatalah ada makhluk penghuni bumi sebelum Adam; makhluk yang gemar berbuat onar, kerusakan dan mencintai pertumpahan darah. Sehingga saat Tuhan mengabarkan I’tikadNya untuk menciptakan kholifatullah fil Ardh, malaikat protes “Mengapa hendak Engkau ciptakan makhluk yang hanya akan merusak bumi dan menumpahkan darah?” Ini  semakin menguatkan adanya makhluk penghuni bumi sebelum Adam yang suka berbuat onar. Mengenai siapa makhluk sebelum Adam inilah yang menjadi pokok bahasan di sini. Bahwa mereka dikenal dengan sebutan banuu jan; yang nantinya menjadi nenek moyang para jin. Mereka dicipta dari api. Sedang manusia dicipta dari tanah, di mana dalam tanah sendiri termuat anasir; air, angin dan api. Ketika unsur air paling dominan maka manusia akan cenderung dikuasai sifat erotis. Sedang ketika unsur angin yang dominan, ia akan cenderung suka berhayal. Dan ketika manusia mampu menyeimbangkan anasir tersebut, maka ia akan menjadi manusia sempurna. Karenanya, manusia adalah makhluk yang mampu menjadi kholifatullah fil ardh. Dan ketika Adam diturunkan ke muka bumi, malaikat mengusir banuu jan, lalu mereka menempati pulau-pulau (lautan) yang ada.
Maka wajar, ketika para ilmuwan melalui penelitian panjangnya menghasilkan kesimpulan adanya manusia purba. Salah satu teori termasyhur _meskipun telah terbantah dan terpatahkan_ tentang asal mula manusia adalah teori evolusi Darwin yang mengatakan bahwa manusia merupakan hasil evolusi dari kera. Kiranya teori tersebut tidaklah 100% salah jika ditinjau dari sejarah di atas. Kera yang dimaksud oleh Darwin mungkin saja hanyalah istilah bagi makhluk pra-manusia.
Ada beberapa hadits mengenai Adam dan jika disusun secara tertib ini merupakan evolusi manusia dari pertama hingga kini. Pertama bahwa Adam adalah manusia pertama berumur 1000 tahun. Kedua bahwa Adam berjumlah 10000 dan masing-masing berumur 1000 tahun pula. Hingga Adam terakhir yang melahirkan Habil dan Qobil; Adam yang menjadi bapak manusia. Terkait umur dan ukuran tubuh manusia juga mengalami evolusi. Di mana era Adam AS manusia berumur 1000 tahun dengan tinggi 60 dziro’(30 m) dan lingkar tubuh 15 m. Lalu era Nuh AS umur 900 tahun, era Ibrahim 350 tahun, era Musa AS 120 tahun hingga era Nabi putra padang pasir, sang revolusioner dunia; Muhammad saw 63 tahun.
Dari sejarah al-Qur’an ini, maka tidak heran jika kehidupan manusia tidak terlepas dari hal-hal gaib. Karena memang bumi Allah ini telah lama dihuni Banuu Jan jauh sebelum manusia lahir. Dan perlu diketahui bahwa Banuu Jan sakit hati karena diusir dari bumi oleh sebab manusia lebih dipercaya dapat menjadi kholifatullah fil ardh. Sebab itu, mereka (Banuu Jan) berikrar pada Tuhan akan mengganggu manusia, menyesatkan mereka sesesat-sesatnya ilaa yaumil qiyaamah, kecuali hambaNya yang ikhlas. Dapat diasumsikan bahwa Indonesia adalah belahan bumi di mana Banuu Jan paling banyak tinggal di dalamnya. Karena itu juga gunung berapi terbanyak di dunia ini terdapat di Indonesia. Ini membuktikan betapa besar pengaruh Banuu Jan pada manusia Indonesia.
Hal tersebut di atas yang melatarbelakangi munculnya semacam tahlil dan sedekah yang dibingkai dalam beragam frame di setiap daerahnya. Itu semua tak lebih untuk meminimalisir pengaruh Banuu Jan dalam menguasai manusia kemudian menyesatkan mereka. Dari sini, berbagai ritual yang dilaksanakan warga Negara Indonesia seperti kenduri di hari-hari tertentu dari kelahiran dan kematian, tasyakuran saat pindah rumah atau menempati wilayah baru. Semua itu tidak lain untuk minta izin pada penghuni sebelumnya sebagai bentuk penghormatan dan menjaga tali silaturrahim untuk bersama beribadah kepada Sang Kholiq; Allah swt.
Diskusi di Pesantren Global Agus Sunyoto
bersama mahasiswa fakultas ilmu budaya UB dan aktivis PMII Rayon Perjuangan “Ibnu Aqil”

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar