Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Manusia (Versi Makhluk Tuhan)

Sang kholifah di muka bumi, yang semua malaikat tunduk bersujud padanya, yang dianugerahi akal dan dengannya ia menjadi  makhluk paling sempurna diantara makhluk Tuhan lainnya, yang jika hina kehinaannya melebihi seekor binatang, tiada lain tiada bukan adalah manusia.
Itulah manusia, kadang ia menjelma menjadi malaikat yang begitu taat, tunduk pada sang kholiq, dan tak pernah berbuat syirik. Tapi hanya dalam satu kedipan mata, spontan ia menjelma menjadi iblis yang tak punya hati, berbuat maksiat kepada Tuhan dan tak mengakui keesaanNya. Sekejap, begitu indah hidup menjadi manusia, dengan akal ia bisa mengadakan perubahan yang hebat. Kesejahteraan dunia bisa digenggam dengan begitu mudah. Tapi dalam sekejap juga, menjadi manusia terasa begitu sulit, dengan nafsu yang dimilikinya seringkali ia terjebak dalam kubang kegelapan dan menyebabkan kehancuran di berbagai tempat. Lalu, apa yang harus kita perbuat sebagai manusia???
Kiranya kita tak perlu risau, karena Islam telah memberi jalan yang terbentang luas kepada umatnya. Jalan yang jika dilalui untuk menuju tujuan hidup, maka ia akan selamat sampai tujuan. Islam tak pernah memaksa manusia untuk mengikuti ajarannya, karena Islam adalah agama perdamaian serta sangat menghargai pluralitas. Manusia telah ditunjukkan pada dua jalan kontradiksi beserta konsekuensinya. Dapat dikatakan jalan yang lurus dan yang menyimpang.
Maka keputusan berada di tangan manusia. Apakah ia akan memilih jalan yang lurus dengan konsekuensi pahala untuknya, ataukah memilih jalan yang menyimpang dengan konsekuensi adzab Tuhan menantinya. Memang bukan hal mudah untuk menempuh jalan yang lurus, karena hakikatnya jalan itu sangat berliku-liku. Berbagai cobaan datang menghadang, mereka yang tak mampu menghadapinya akan putus asa dibuatnya. Tapi, mereka yang mampu menghadapinya dengan penuh kesadaran dan keridhoan akan mampu menikmati dan merasakan betapa besar cinta Tuhan padanya. Karena Tuhan tak akan memberi cobaan kepada manusia melebihi batas kemampuannya.
Kelahiran
Manusia, sebagimana hewan, tumbuhan dan alam semesta adalah makhluk, yakni sesuatu yang diciptakan. Sebagai sesuatu yang diciptakan, tentu ada sang kholiq yang menciptakan. Lalu bagaimana asal mula penciptaan manusia hingga ia terlahir di dunia ini?! Pertanyaan inilah yang sempat menjadi perdebatan hebat antar ilmuwan dunia, dan bahkan sampai saat ini masih saja ada orang yang memperdebatkan masalah ini, baik ilmuwan maupun non-ilmuwan. Darwin dengan teori evolusinya sempat menjadi berita populer yang diyakini oleh banyak orang. Ia mengatakan bahwa manusia adalah hewan yang berbicara atau dalam istilah arab dikatakan hayawanun natiq. Manusia adalah kera yang berevolusi secara bertahap hingga akhirnya menjadi manusia.
Sebagai muslim, perlu kita yakini bahwa manusia  diciptakan oleh Tuhan dengan penuh cinta dan kasih sayang sebagaimana telah dikisahkan dalam kitabullah kariim Al- Qur’an. Bahwa manusia berasal dari suatu saripati yang berasal dari tanah. Sebagaimana frman Allah swt dalam Qs. Al-mu’minun:12-14 sebagai berikut:
ولقد خلقنا الإنسان من سلالة من طين. ثم جعلنه نطفة في قرار مكين. ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مظغة فخلقنا المظغة عظاما فكسونا العظم لحما ثم أنشأنه خلقا ءاخر فتبارك الله أحسن الخلقين.
“ Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh(rahim). Kemudian air itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta yang paling baik. (Al- mu’ninun:12-14)
 Karena itu, kiranya tak perlu diragukan lagi bahwa kelahiran manusia ke dunia ini atas kehendak Tuhan. Bukan suatu kebetulan apalagi keterpaksaan. Tuhan sengaja menciptakan manusia untuk menyembahNya dan menjadi kholifah di muka bumi, bukan untuk membangkangNya ataupun membuat kerusakan. Jika manusia membuat kerusakan di muka bumi, maka ia telah menyalahi kodrat dan perintahNya.
Kematian
Tuhan telah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan agar dapat saling melengkapi satu sama lain. Ada siang ada malam, ada laki-laki ada perempuan, ada hitam ada putih, ada pertemuan ada perpisahan, demikian juga ada kelahiran ada kematian. Banyak orang yang takut akan hadirnya kematian, baginya kematian adalah sosok yang sangat mengerikan. Tapi ada juga sebagian orang yang siap akan datangnya kematian. Itu semua tergantung bagaimana seseorang mengerti dan memahami akan arti sebuah kematian. Allah swt berfirman:
كل نفس ذائقة الموت، وانما توفون اجوركم يوم القيامة فمن زخزح عن النار وادخل الجنة فقد فاز وما الحيوة الدنيا الا متاع الغرور
“ Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barang siapa diajuhkan dari neraka dan dimasukkan dalam surga maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan.” (Ali- imron: 185)
Jika setiap manusia mengingat ayat tersebut, niscaya tak akan ada manusia jahat di dunia ini. karena semua sadar bahwa sebagaimana dahulu ia dilahirkan ke dunia ini, tentu suatu saat akan pergi meninggalkan dunia ini menuju tempat asal, yakni Allah swt sang Kholiq. Dan untuk dapat kembali dengan keadaan selamat manusia harus berbuat baik selama hidupnya di dunia, karena setiap jiwa akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang telah ia perbuat. “ kullukum roo’in wa kullukum masulun ‘an ro’iyyatihi.”
Kematian adalah rahasia Tuhan, tak seorangpun tahu kapan dan dimana ruhnya akan meninggalkan jasad yang ditempatinya dan kembali kepada Tuhan sang Kholiq. Ia datang dengan tiba-tiba. Bagaimanapun manusia tak akan pernah bisa menghindar darinya. Meski ia bersembunyi di lubang semut sekalipun.
Kematian bukan hal yang harus ditakuti, tapi ia adalah kenyataan yang suatu saat harus diterima dan dihadapi oleh setiap jiwa. Dan mau tidak mau manusia harus menghadapinya karena ia adalah makhluk bernyawa yang suatu saat malaikat Izroil akan mencabut nyawanya. Hendaknya manusia selalu ingat bahwa kematian selalu mengikutinya dan selalu siap untuk merenggut nyawanya, sehingga dalam setiap hembus nafasnya adalah kebaikan dan dalam setiap langkah kakinya adalah ibadah.
Dan perlu diingat bahwa kematian bukanlah akhir kehidupan, masih ada kehidupan lain yang menanti. Masih banyak tahap-tahap yang harus dilalui. Mulai dari kehidupan pasca kematian yakni kehidupan di alam barzah sampai pada  yaumul jaza’, hari pembalasan semua amal perbuatan manusia dimana mereka yang timbangan kebaikannya lebih berat akan diantar ke istana megah berupa surgaNya, dan mereka yang timbangan keburukannya lebih berat akan dilempar ke api neraka jahannam.
Wahai manusia, kuburan adalah rumah masa depan kita. Karena itu mari kita persiapkan diri kita baik secara dhohir maupun batin untuk menyambut rumah masa depan, agar nanti ia menjadi rumah mewah, nyaman dan aman bak istana para raja yang begitu megah dan indah hingga tiba yaumul qiyamah dan kita akan melanjutkan perjalanan ke istana yang lebih megah, yakni jannatunna’im. Selamat menjalankan tugas sebagai hamba Allah swt sekaligus kholifah fil ardh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar