Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Diskriminasi Perempuan; Superioritas Laki-laki

Terjadi sebuah peristiwa “5 orang gadis diperkosa hingga ajal menjemput”. Menyikapi peristiwa memilukan ini, masih saja ada di antara kita berkomentar: “Makanya, jadi perempuan itu cara berpakaiannya dijaga. Jangan salahkan lelaki jika akhirnya tak tahan melihat lekukan-lekukan indah tubuh wanita yang sengaja dipamerkan. Kucing mana yang tak mau saat disodorkan daging empuk?”
Sudah dinodai hingga nyawa melayang, masih saja disalahkan. Malang nian nasibmu wahai perempuan! Padahal tak sedikit pemerkosaan yang dilakukan pada perempuan berjilbab, yang telah sebaik mungkin menutup auratnya. Jika demikian, masihkah perempuan juga dipersalahkan? Dari problem-problem seperti inilah terjadi pendiskriminasian perempuan. Mengapa hanya memandang dengan sebelah mata? tidak bisakah kita memandang segala permasalahan seputar laki-laki dan perempuan secara seimbang? Dari aspek perempuan juga laki-lakinya. Perempuan pun tak pernah meminta memiliki bentuk tubuh yang merangsang syahwat lelaki, pun demikian lelaki, ia juga tak ingin begitu berhasrat saat melihat tubuh perempuan. Semua itu alamian terjadi, kodrati.

Di sinilah letak keadilan Tuhan. Masing-masing kita baik laki-laki maupun perempuan harus menjaga diri. Bukan hanya satu pihak saja yang dipersalahkan. Saat ungkapan di atas terucap dari mulut seseorang, di saat yang sama, tidakkah ia juga berpikir bahwa laki-laki juga diharuskan ghoddul bashor? Ini terjadi karena paradigma masyarakat kita yang menganggap laki-laki adalah makhluk superior sehingga tidak patut untuk dipersalahkan. Padahal paradigma tersebut merupakan paradigma kaum kapitalisme yang menganggap perempuan sebagai makhluk lemah yang layak diperdagangkan guna meraup keuntungan.
Karena itulah, perempuan harus tahu siapa dirinya hingga ia tahu dan mampu bagaimana bersikap sebagai perempuan. Sebaliknya, laki-laki harus tahu siapa dirinya hingga ia tahu dan mampu bersikap sebagaimana mestinya seorang lelaki. Dengan demikian, tak lagi ada diskriminasi perempuan dan superioritas laki-laki. Karena di hadapanNya; Sang Pencipta laki-laki dan perempuan, kita semua sama. Tanpa kecuali. Hanya ketakwaan yang membedakan derajat kemuliaan. Laki-laki maupun perempuan tak berhak sombong atas dirinya. Tak malukah kita padaNya yang Maha sombong? Hanya Dialah yang berhak untuk sombong.
***_Tulisan ini lahir bukan karena penulis seorang perempuan_***

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar