Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Rabu (yang) Luar Biasa bersama teman-teman PKLI Masanega

Rabu adalah hari di mana aku piket mencuci piring dan membersihkan rumah. Namun ada yang beda di Rabu, 01 Agustus 2012 bertepatan dengan hari ke 12 di Ramadhan ini. Luar biasa hebatnya. Semalam adalah hari pertama KRS-an UIN Maliki Malang. Aku dan teman-teman PBA al-Mahbubah tentulah standby untuk segera memrogram mata kuliah yang akan diambil. Kami telah bersiap-siap sejak selasa sore. Salah satu dari kami juga telah meminta izin untuk ke sekolah tengah malam demi pemrograman jadwal kuliah. Pihak sekolah memberi izin sehingga kami tenang-tenang saja. “Alhamdulillah, terfasilitasi wifi-gratis masanega” puji syukur salah satu teman. Ba’da tadarus mayoritas kami sengaja tidur agar nanti tengah malam bisa bangun untuk pemrograman.
Jam 23.00 WIB kami bangun. Masing-masing kami langsung menenteng laptop di tangan disertai kertas berisi penjadwalan yang kami inginkan. Sesampainya di depan kos, “Heh Rek, gerbang masanega dikunci. Yo opo ki?” teriak Muhim dengan nada gupuh. “Lho, gimana sih, tadi siang katanya udah ngomong ke pak Arif.” Sahut Selvi dengan mata masih kriyip-kriyip menahan kantuk. “Udah kok, mas Mahend yang bilang ke pak Arif.” Sanggah yang lain dengan antusias. “Yaudah wes, gini aja, segera cari solusi. Bagi yang punya modem, kita share wifi modem ajh.” Ucap wilda mencoba memberi penyelesaian. “Oke-oke.” Sahut kami dengan kompak.
Di samping menunggu share wifi dari wilda dan rifqi, dua orang menuju gerbang masanega mencoba melihat apakah benar gerbang terkunci, walhasil: NIHIL. Dua orang menengok warnet depan masanega, kali aja masih buka. “Rek, warnet masih buka! Gimana kalau kita KRS-an di sini ajh.” Seorang dari kami memberi informasi. Spontan semua menyerbu warnet. Sebagaimana telah kami duga sebelumnya, Siakad Online UIN Maliki berjalan dengan lemotnya. Semua gupuh, berebut jam, hari, dan dosen pengampu. “Aduuuuh,,, lola banget siech! Emang UIN gak keren!!!” “Iya ni, punyamu udah bisa belum mbak it?” Tanya salah seorang. “Belum ni.” Serempak yang lain ikut menyahut.
Semua sewot, marah-marah tak jelas. Di tengah keribetan, tiba-tiba dengan watados Muhimmah el-Fadh berteriak, “Yes,,, punyaku bisa!” “Iya ta Hem? Udah bisa?” Tanya yang lain ingin tahu. “Bisa muter. Hehehehe…” Jawab Muhim dengan tawa tanpa dosa. “Huuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu…..” tawa teman-teman PKLI Masanega membahana memenuhi ruangan, membuat ramai malam yang dingin lagi sepi itu. Akhirnya kekakuan, kegupuhan, dan kesewotan sedikit terobati. Kami bercanda bersama. “Intine rek, sing Sabar. Innallaha ma’ash Shoobirin.” Nasihat mas Mahend dengan pendekatan Qur’aninya. Rifqi dengan nada sok cuek menyahut, “Alah, pasrah wes. Peduli amat dengan pemrograman. Wong omahku Malang ae.”
Semua mengeluarkan statement sebagai interpretasi kemangkelan, kesumpekan, dan kesewotan. Di tengah canda sekaligus kegupuhan, tiba-tiba Mas Adib datang dengan membagi-bagikan roti kepada kami semua. “Ada-ada saja,” gelak tawa semakin menjadi. Kami benar-benar bahagia di tengah kesibukan KRS-an. Warnet telah kami bocking, karena tak ada lagi pengunjung lain selain kami. 1-2 jam akhirnya KRS-an berhasil meski dengan tema tetapnya “LMT BGT”.
“Masak po gak, masak po gak?” Tanya Muhem pada kami. “Yo jelas masak lah hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiim!!!!!!” balas kami dengan semangat. Akhirnya kami sepakat untuk langsung makan sahur. Karena jika tak langsung sahur, kami tak yakin bisa membuka mata sebelum adzan shubuh berkumandang. Kebersamaan kami di warnet berlanjut di kos menunggu hidangan sahur siap disantap. Sembari makan sahur kami membincang tentang kegiatan Gebyar Ramadhan yang telah kami agendakan. Tentang bagaimana persiapannya, apa saja yang harus benar-benar kami perhatikan dan segala hal terkait dengannya.
Baru kali ini aku merasakan pembahasan agenda PM yang begitu mengalir. Sebelum-sebelumnya kami hanya terjebak pada rapat-rapat formal saja. Itupun tampak kekurangseriusan dan kekurangantusiasan teman-teman. Hanya beberapa saja yang benar-benar all out mencoba mengurusi. (maaph yaaa teman-teman aku su’udzon { ‘_’ }). Tapi itu bagiku hal yang wajar karena mungkin  kami sedang berada dalam kondisi lelah oleh RPP, Silabi, Promes, Prota, PTK, bahan ajar, media mengajar dan seterusnya yang berkaitan dengan tugas “Laporan Individu dan Kelompok”. Selain itu, kami juga masih dalam proses adaptasi dengan remas dan penduduk Desa Sepanjang, karena memang kami orang baru di sini. Masyarakat, bagaimanapun tak bisa serta merta kita samakan dengan dunia kampus. Meski sama-sama mengadakan sebuah kegiatan, namun situasi, kondisi, territorial, objek, dan ruang lingkup tetap harus menjadi perhatian. Jadi sangat wajar jika kami kurang konsentrasi menggarap Gebyar Ramadhan.
Namun pagi ini ku lihat keseriusan telah hinggap dan memenuhi wajah teman-teman. Semangat untuk menyukseskan Gebyar Ramadhan telah bangkit. Tiba-tiba seseorang berbisik padaku, untuk sekali waktu, perlu kiranya kita membahas agenda ini dengan model forum santai seperti kala ini. Benar-benar asyik jika kita mencoba memahami satu sama lain. Berproses dan terus berproses tanpa ada kata putus asa, dendam dan benci. Bagiku, setiap orang memiliki watak dan sifat yang selain dipengaruhi oleh factor genetic juga dipengaruhi oleh factor pendidikan yang diperoleh dari keluarga, lingkungan dan teman-temannya sehingga itu telah melekat dalam jiwa.
Tak mudah merubah sifat egois, manja, cuek, takut dst… tapi itu bukan mustahil. Hanya butuh sedikit latihan dan pembiasaan. Dan kita di sini, di PKLI Masanega, saatnya melatih diri untuk membunuh sifat-sifat tak baik dalam diri kita dan mengembangkan sifat baik yang hakikatnya telah sejak dulu bersemayam dalam jiwa. Kecewa, mangkel, sebel, sumpek, tangis bahkan terkadang saling mencaci adalah hal yang seolah wajib dilalui untuk kita bisa mengerti dan memahami. Satu yang penting, jangan pelihara kecewa, mangkel, sebel, sumpek, dan tangis sebagai dendam ilaa aakhiril hayat. Kita harus ingat bahwa setiap kita pernah berbuat salah. Dan memang hal yang wajar bahwa manusia selamanya tak bisa untuk selalu sama dalam bersikap dan berpendapat. Bukankah الانسان مكان الخطأ والنسيان؟, Bhineka Tunggal ika juga jargon Negara kita? Bebas berpendapat juga tercantum dalam undang-undang Negara kita?
Karena itu, saling menghormati, mencoba saling mengerti dan memperbaiki diri adalah hal yang lebih indah dan bermakna. Mari teman-teman PKLI Masanega, kita bersama muhasabah nafsi, melangkah bersama dalam proses menjadi أحسن التقويم. Luph u aLL 
{ ‘_’ }.



by: eLang eL RajawaLi
peace and Love aLways with me 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar