Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Catatan-catatan kecil

*      Semua kian jelas terasa. Materi telah menggantikan posisi Tuhan bagi manusia kebanyakan. Padahal telah menjadi maklum bahwa materi bersifat fana; suatu saat pasti rusak dan menjadikan hati tak tenang, penuh persaingan yang membawa pada permusuhan karena saling berebut. Selama manusia masih saja terus memperebutkan materi, niscaya kedamaian, keharmonisan dan kesejahteraan masih jauh dari kata terwujud.
*      Pendidikan bagaimanapun menjadi hal urgen dalam hidup dan kehidupan. Bukan karena dengan ijazah _sebagai output yang sering diutamakan pendidikan saat ini_ lalu kita bisa memperoleh pekerjaan, melainkan karena ia mampu merubah manusia. Dari bodoh_ketidaktahuan.red_ menjadi pintar _tahu.red_ sehingga mampu memilah dan memilih mana yang benar dan mana yang salah, sehingga tahu apa yang harus dilakukannya atas nama kemanusiaan. Pendidikan bukan ladang bisnis, namun realita yang ada pendidikan telah dikomersialkan. Ia menjadi sebuah komoditas yang berpeluang tinggi untuk mempertebal kantong pribadi. Dengan mengatasnamakan pentingnya pendidikan mereka seolah mempedulikan nasib anak bangsa padahal hakikatnya menguras kantong orang tua wali melalui biaya yang melambung tinggi.
Orientasi pendidikan bukan lagi menghapus kebodohan; mencerdaskan kehidupan bangsa_sebagaimana termaktub dalam undang-undang dasar 1945 paragraf IV_ namun money oriented sehingga wajar jika pendidikan yang digembor-gemborkan_berstandart Internasional, bertaraf internasional dan segala yang membawa-bawa nama internasional_ tak mampu membawa bangsa ini pada sebuah progresivitas justru membuatnya lumpuh, bobrok tak bermoral. Hakikat utama pendidikan tak lagi diindahkan. Terlintas sebuah pernyataan Ach. Dzofir Zuhry; Rektor STF al-Farabi ‘selama ilmu pengetahuan tidak dihargai, bangsa ini tak akan bisa maju dan berkembang!’. Mari mulai dari diri sendiri untuk menghargai ilmu pengetahuan. Pun demikian jangan tersilaukan jua, karena tak sedikit kepala yang menyalahgunakan ilmu pengetahuan, bahkan di era ini hal tersebut telah merajalela. Teringat kata-kata Pram dalam tetraloginya; Anak Semua Bangsa, ‘Ilmu pengetahuan mengusik siapa saja dari keamanan dan kedamaiannya. Juga manusia sebagai makhluk sosial dan sebagai individu tidak lagi bisa merasa aman. Dia dikejar-kejar selalu, karena ilmu pengetahuan modern memberikan inspirasi dan nafsu untuk menguasai: alam dan manusia sekaligus. Tak ada kekuatan lain yang bisa menghentikan nafsu berkuasa ini, kecuali ilmu pengetahuan itu sendiri yang lebih unggul, di tangan manusia yang lebih berbudi.’ Maka menjadilah insan berilmu pengetahuan yang berbudi!!! Semoga!!!

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar