Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Menilai Kelayakan Rektor Baru dengan Polling




Mahasiswa yang tergabung dalam Lembaga Kajian, Penelitian, dan Pengembangan Mahasiswa (LKP2M) UIN Maliki Malang sedang menggalakkan polling. Isu utama yang diangkat dalam polling kali ini adalah tentang Kelayakan Prof. Dr. H. Mudjia Raharjo sebagai rector baru UIN Maliki, periode 2013-2017.
Dilantik pada 05/05 lalu membuat hampir semua civitas akademika UIN Maliki mengetahui bahwa Mudjia adalah rektor baru. Bersamaan dengan hal tersebut, banyak berita beredar. Sebagian orang menganggap Mudji sebagai sosok yang pantas menyandang kedudukan tersebut. Namun, tak sedikit yang mencibir dan mengatakan tak pantas.
Oleh karenanya, peserta pelatihan polling dan SPSS LKP2M berharap mampu menggali data yang valid dan akurat seputar opini civitas akademika kampus terhadap sosok Mudjia. Dari hasil polling, peneliti akan mempublikasikannya di lingkungan kampus. Tak lupa, beberapa eksemplar hasilnya akan dikirim langsung ke meja orang nomor satu di UIN Maliki itu. Hal itu bertujuan sebagai kritik dan saran baginya.
Selain isu tentang rektor baru, peserta juga mengambil beberapa tema lain. Pertama tentang Aktivitas Wisudawan-Wisudawati UIN Maliki Malang pasca Sarjana, kedua Pengaruh Gaji Satpam UIN Maliki Terhadap Produktivitas Kerja dan ketiga Tingkat Kepercayaan Mahasantri Ma’had Sunan Ampel Al-Ali (MSAA) terhadap Beredarnya Video Mistis Perempatan Psikologi. Dan terakhir mengambil lokus kota Malang yakni terkait peristiwa money politik yang tengah membudaya khususnya pada pilihan walikota Malang 2013. Sampel polling dikhususkan pada masyarakat Sumber Sari, yakni lokasi terdekat dengan kampus.
Dari kegiatan ini, anggota LKP2M berharap mampu memberikan kontribusi riil terhadap kehidupan sosial sekitar kampus. Mereka ingin menggeser sedikit demi sedikit budaya popular mahasiswa yang hari ini cenderung hedonis, individualis, dan abai terhadap permasalahan yang ada. Sehingga fungsi controlling lenyap.
Jika fungsi kontrol mahasiswa terhadap segala kebijakan utamanya kampus di mana mereka belajar saja sudah tidak ada, lantas bagaimana untuk taraf yang lebih tinggi seperti daerah dan Negara? Inilah yang terjadi saat jiwa kritis mahasiswa dipasung. Mahasiswa tak berani berpikir liar, mengkritisi segala kebijakan yang menyebabkan ketimpangan. Oleh karenanya, LKP2M, melalui hasil polling tersebut mencoba untuk menyampaikan aspirasi, opini dan rekomendasi mahasiswa/ responden baik kepada publik (pembaca secara umum) ataupun kepada pihak berwenang terkait.


Tina Siska Hardiansyah
Ponorogo, 23 April 1991
 
 

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar